“Perjamuan Terakhir Yesus: Lukas 22:14-23 Menyuguhkan Pesan Mendalam untuk Masa Kini”
Pendahuluan
Pendahuluan adalah bagian yang sangat penting dalam artikel ini. Dalam pendahuluan, kita akan membahas tentang konteks dan arti dari Lukas 22:14-23 yang merupakan salah satu peristiwa terpenting dalam kehidupan Yesus. Perjamuan Terakhir Yesus dengan para murid-Nya itu berisi banyak pesan penting yang masih relevan hingga saat ini.
Dalam perjalanan hidup-Nya, Yesus melakukan banyak mujizat dan memberi banyak ajaran yang revolusioner. Namun, perjamuan terakhir ini merupakan salah satu momen yang sangat berkesan dan penuh makna dalam kehidupan-Nya. Pada perjamuan terakhir ini, Yesus memberikan petunjuk mengenai pengkhianatan yang akan dialaminya dan pentingnya ingat akan pengorbanan-Nya bagi umat manusia. Mari kita simak dengan seksama isi dari Lukas 22:14-23.
Isi Lukas 22:14-23
Ayat | Terjemahan |
---|---|
14 | Apabila tiba saatnya perjamuan itu, Yesus dan kedua belas murid-Nya duduk bersama-sama. |
15 | Lalu kata-Nya kepada mereka: “Dengan rindu Aku telah mengingini makan Paskah ini dengan kamu sebelum Aku menderita. |
16 | Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan makan Paskah ini lagi sebelum ia diperlakukan dalam kepenuhan di dalam Kerajaan Allah.” |
17 | Setelah Ia mengambil cawan, Ia mengucap syukur dan berkata: “Ambillah ini, dan bagikanlah ke antara kamu. |
18 | Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan minum lagi hasil dari pokok anggur ini sampai ada Kerajaan Allah.” |
19 | Lalu Yesus mengambil roti, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, sambil berkata: “Inilah tubuh-Ku yang diberikan bagi kamu; perbuatlah ini sebagai peringatan akan Aku.” |
20 | Demikian juga dengan cawan, setelah makan malam Ia mengambilnya sambil berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru dalam darah-Ku, yang tertumpah untuk kamu. |
21 | Akan tetapi, tahulah Pada yang akan mengkhianati Aku ada di sini di meja ini bersama-sama dengan Aku. |
22 | Memang harus terjadi demikian, tetapi celaka: orang yang mengkhianati Aku itu! “Kehendak Allah memang harus terjadi, tetapi celakalah orang yang akan menyerahkan Anak Manusia itu!”. |
23 | Lalu mereka mulai bertanya satu sama lain, siapakah di antara mereka yang akan melakukan hal itu. |
Kesimpulan
Dalam perjamuan terakhir-Nya, Yesus memberikan makna yang mendalam dengan mengasihi dan mempersembahkan diri-Nya bagi umat manusia. Dia mengajarkan pentingnya berbagi dan mengasihi sesama, sekaligus memberi petunjuk tentang pengkhianatan yang akan terjadi. Dalam Lukas 22:14-23 ini, terdapat pesan moral dan spiritual penting yang dapat diambil oleh setiap individu.
Pertama, perjamuan terakhir ini mengajarkan kita tentang pentingnya memiliki rasa terima kasih dan penghormatan dalam menjalani hidup. Yesus mengucapkan syukur sebelum membagikan roti dan anggur kepada murid-murid-Nya. Hal ini mengajarkan kita untuk senantiasa bersyukur atas berkat yang telah diberikan kepada kita dan menghormati keselamatan yang Yesus sediakan melalui pengorbanan-Nya.
Kedua, perjamuan terakhir ini mengajarkan kita tentang pentingnya mengasihi sesama dan melayani satu sama lain. Yesus memberikan contoh nyata dengan memecah-mecahkan roti dan membagikan anggur kepada murid-murid-Nya. Dia ingin mengingatkan kita untuk senantiasa saling mengasihi, melayani, dan mempersembahkan diri kita bagi sesama, sebagaimana Dia mempersembahkan diri-Nya bagi kita.
Ketiga, perjamuan terakhir ini mengajarkan kita tentang ketulusan dan kesungguhan dalam hidup kita. Yesus tahu bahwa ada seorang di antara murid-murid-Nya yang akan mengkhianatinya. Namun, Dia tetap melanjutkan perjamuan ini dengan ketulusan hati yang luar biasa. Hal ini mengajarkan kita untuk hidup tanpa prasangka, tetapi dengan kejujuran dan kesungguhan.
Keempat, perjamuan terakhir ini mengajarkan kita tentang pentingnya pengampunan dan damai dalam hidup kita. Yesus tidak membalas pengkhianatan dan penghinaan yang Dia terima, tetapi menerima semuanya dengan damai dan mengampuni para pengkhianat-Nya. Ia mengajarkan kita agar tidak terjebak dalam perasaan dendam dan pembalasan, tetapi senantiasa mencari damai dengan sesama.
Kelima, perjamuan terakhir ini mengajarkan kita tentang pentingnya ingat akan pengorbanan dan keselamatan yang diberikan oleh Yesus. Roti yang diberikan kepada murid-murid-Nya melambangkan tubuh Yesus yang diberikan bagi kita, sedangkan anggur melambangkan darah-Nya yang ditumpahkan untuk keselamatan kita. Perjamuan terakhir ini mengingatkan kita akan penebusan dosa melalui pengorbanan Yesus di kayu salib.
Keenam, perjamuan terakhir ini mengajarkan kita tentang pentingnya memiliki iman yang teguh dalam menghadapi cobaan dan pengkhianatan. Yesus mengetahui bahwa Ia akan dihancurkan dan disalibkan, namun tetap teguh dalam iman-Nya. Dia mengajarkan kita agar tetap kuat dan berpegang pada iman kita, meskipun menghadapi cobaan dan pergumulan dalam hidup ini.
Kesimpulannya, perjamuan terakhir Yesus dengan murid-murid-Nya merupakan momen yang penuh makna dan mengajarkan banyak pelajaran berharga bagi kita. Melalui perjamuan terakhir ini, Yesus mengajarkan tentang rasa terima kasih, pengorbanan, pengampunan, mengasihi sesama, ketulusan, damai, ingat akan penebusan dosa, dan kekuatan iman. Mari kita mempertimbangkan dan merenungkan ajaran-ajaran ini dalam hidup kita sehari-hari, sehingga kita dapat hidup sebagai murid-murid yang setia dan mengikuti teladan Yesus Kristus.
Kata penutup
Dalam Lukas 22:14-23 ini, kita dapat melihat betapa besar pengorbanan Yesus bagi umat manusia. Dia tidak hanya memberikan makanan dan minuman bagi para murid, tetapi juga memberikan tubuh dan darah-Nya sebagai korban penebus dosa kita. Melalui perjamuan terakhir ini, Yesus memperlihatkan kasih, penghargaan, pengampunan, dan pelayanan yang begitu besar kepada setiap individu.
Namun, ajaran dan peristiwa perjamuan terakhir bukan hanya sekedar cerita dari masa lalu yang harus kita baca atau dengar. Ajaran ini harus menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari. Mari kita berusaha untuk hidup mengikuti teladan Yesus dan menerapkan ajaran-Nya dalam kehidupan kita. Dengan demikian, kita akan dapat menyadari kasih dan pengabdian-Nya yang tidak terbatas kepada kita dan menjalani hidup yang penuh berkat dan makna.
Dalam rangka menindaklanjuti ajaran-ajaran ini, mari kita berupaya untuk lebih mengasihi sesama, memaafkan mereka yang telah menyakiti kita, dan melibatkan diri dalam pelayanan kepada orang-orang di sekitar kita. Mari kita buktikan kasih kita kepada Tuhan melalui tindakan nyata kita kepada sesama. Dengan demikian, kita dapat hidup sebagai saksi-saksi Kristus dan mengeksplorasi potensi penuh yang Tuhan percayakan kepada kita.
Sekaranglah saatnya bagi kita untuk melakukan refleksi dan mengutarakan penyesalan kita atas dosa-dosa yang telah kita lakukan. Mari kita berbalik kepada Tuhan dengan segenap hati, memohon pengampunan dan belas kasihan-Nya. Kita bisa menerima pengampunan-Nya yang besar dan hidup dalam kesucian dan kebenaran yang diberikan oleh Yesus. Marilah kita mengikuti jejak-Nya dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya, sehingga kita dapat mempersiapkan diri kita untuk kedatangan-Nya yang kedua kalinya.
Demikianlah artikel ini, semoga bisa memberikan pemahaman yang lebih baik tentang Lukas 22:14-23 dan menginspirasi pembaca untuk hidup dalam kasih dan pengorbanan. Hidup kita adalah anugerah dari Tuhan, dan melalui pengorbanan Yesus Kristus, kita dapat menikmati kehidupan yang abadi bersama-Nya. Mari kita hidup sebagai orang-orang yang dipenuhi oleh kasih dan damai dari Allah, dan mengorbankan diri kita untuk kemuliaan-Nya. Amin.